Jumat, 04 September 2015 12:55
Print

(Tulungagung)Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Sub Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Perencanaan Pmebangunan Nasional (BAPPENAS), Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D. dalam Yudisium ke-2 Program Sarjana Strata Satu IAIN Tulungagung, pada Jum’at 4 September 2015 di IAIN Tulungagung.

Dalam acara menjelang Wisuda ke-2 IAIN Tulungagung tersebut Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D. menyampaikan bahwa berdasar pembukaan UUD 1945, negara Republik Indonesia didirikan untuk mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Demikian halnya dengan impian pendiri bangsa, bahwa Indonesia merdeka takbukan dan taklebih hanyalah syarat untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyatdalam arti jasmani maupun rohani.”, ujar Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D. di hadapan 719 calon wisudawan IAIN Tulungagung.

Pemikiran tersebut mengisyaratkan, bahwa pembangunan nasional ditujukan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dalam arti jasmani dan rohani. Keseimbangan pembangunan jasmani dan rohani inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan pembangunan nasional. Menyitir Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan di depan sidang bersama Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat pada14 Agustus 2015 Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D. mengatakan bahwa paradigma pembangunan yang bersifat konsumtif harus diubah menjadi produktif.

Pembangunan harus dimulai dari pinggiran, dari daerah dan desa-desa termasuk daerah seperti Kabupaten Tulungagung, yakni dengan meningkatkan produktivitas sumber daya manusia, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan digerakkan oleh sikap mental kreatif, inovatif, dan gigih. Dengan cara itu juga, kita akan manfaatkan sumberdaya alam untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

“Tanpa keberanian melakukan lompatan tersebut, kita tidak akan pernah bisa meletakkan fondasi pembangunan nasional yang kokoh, mandiri secara ekonomi, dan menegakkan kepentingan nasional.”, kata Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D.

Menurut Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D. pidato tersebut secara tegas memposisikan sumber daya manusia yaitu rakyat sebagai aktor pembangunan, serta sebagai pelaku pembangunan rakyat harus memiliki kompetensi dan produktivitas yang tinggi untuk unggul dalam persaingan. Kompetensi dan produktivitas ini sangat diperlukan, mengingat Indonesia dalam jangka pendek masuk pada wilayah perdagangan bebas ASEAN.

Gambaran singkat di atas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi lembaga pendidikan tinggi Islam khususnya IAIN Tulungagung untuk menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, yaitu yang berkualitas yang memiliki karakteristik keagungan akhlakul karimah, kearifan spiritual, keluasan ilmu, kebebasan intelektual dan profesional.

“Jadi alumni dari IAIN Tulungagung apapun potensinya tidak ada alas an untuk tidak berkarya dan mengisi pembangunan nasional demi kemajuan bangsa”, pungkas Amich Alhumami, MA, M.Ed., Ph.D..

Adapun dalam acara Yudisium ke-2 Program Sarjana Strata Satu IAIN Tulungagung tersebut diikuti oleh 719 calon sarjana IAIN Tulungagung yang mana terdiri atas 35 orang dari Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum, 579 orang dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 32 orang dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah serta 73 orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Tampak hadir juga pejabat di lingkungan IAIN Tulungagung beserta beberapa sivitas akademika. (humas)