Artikel
|
Artikel
|
(Tulungagung) Peringatan Hari Kelahiran Raden Ajeng Ibu Kartini yang jatuh setiap tanggal 21 April, kelahiran pahlawan perempuan Raden Ajeng Kartini,yang mencetuskan “Door Dusternis tot Licht” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Memang peringatan hari raya Ibu kartini tidak dijadikan hari libur nasional, namun kendati demikian bangsa Indonesia selalu mengenang hari yang sangat bersejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia, dimana RA kartini merupakan sosok perempuan yang disegani setiap sosok perempuan selain itu beliau selalu menjadi panutan bagi perempuan Indonesia.
Untuk itulah, pagi ini, 21 April 2015 segenap mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iah (PGMI) IAIN Tulungagung melaksanakan upacara bendera di lapangan IAIN Tulungagung. Upacara yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang kesemuanya memakai kebaya, pakaian khas Jawa sebagaimana yang dikenakan oleh RA Kartini pada masanya.
Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Tulungagung yang bertindak sebagai inspektur upacara mengatakan, bahwa dalam perjuangannya, RA Kartini diilhami oleh apa yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an. Hal tersebut setelah RA Kartini mendapatkan hadiah Kitab Tafsir Al-Qur’an 30 juz dari seorang kyai bernama Kya Sholeh.
Dari sebuah kalimat dalam surat Al-Baqarah ayat 257 yang berbunyi “min zhulumati ila nur” kemudian RA Kartini memaknainya menjadi “Habis Gelap Terbitlah Terang” atau dalam Bahasa Belanda disebut “Door Dusternis tot Licht”.
“Jadi jangan anggap RA Kartini itu tidak nyantri. Beliau benar-benar seorang santriwati, hanya saja karena Belanda melarang pengajaran Al-Qur’an beserta terjemahannya pada waktu itu yang disebabkan takut orang-orang Jawa ketika mengerti arti Al-Qur’an akan melawan, maka tak banyak orang yang bisa mengerti ajaran dalam Al-Qur’an. Termasuk RA Kartini yang pada waktu itu hanya bisa membacanya saja”, jelas Dekan FTIK dalam amanat inspektur upacara.
Karena itu, Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I berharap, agar segenap mahasiwa PGMI khususnya dan kaum muda pada umumnya untuk bisa mengilhami perjuangan RA Kartini yang pada hakikatnya sangat Islami.
Selain menyampaikan mengenai perjuangan RA Kartini, Dekan FTIK juga mengapresiasi positif kegiatan peringatan hari kartini tersebut. Karena pihaknya tak menyangka begitu kompak warga PGMI melaksanakan upacara bendera dalam peringatan Hari Kartini yang memang sudah cukup jarang dikenal oleh kaum muda.
Seusai melakukan upacara bendera, sebagai acara puncak peringatan Hari Kartini digelar Kontes Kakang Mbakyu PGMI 2015 yang diselenggarakan di Gedung Auditorium IAIN Tulungagung. Kegiatan tersebut diikuti oleh 14 kakang dan 14 mbakyu yang mewakili masing-masing kelas yang ada di Jurusan PGMI IAIN Tulungagung. (humas)